Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok memiliki cara unik dalam menyuarakan penolakannya terhadap kebijakan menaikan harga BBM Bersubsidi.
Pada hari Sabtu (10/9) PKS Depok mengadakan aksi Flashmob yang tersebar di sebelas titik kecamatan se-kota Depok.
Flashmob sendiri merupakan gerakan PKS yang biasa digelar jika ada sesuatu yang penting perlu disuarakan. Caranya dengan turun ke jalan membawa spanduk dan banner, akan tetapi kegiatan ini tidak ada pergerakan seperti demontrasi, namun hanya diam di suatu tempat sambil membentangkan spanduk dengan konten yang disuarakan.
Sekretaris Umum DPD PKS kota Depok, H. Hermanto Setiawan, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan ciri khas PKS untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat terbebani dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM.
“Waktunya tidak tepat di tengah masyarakat yang baru saja mengalami keterpurukan akibat pandemi. Belum lagi dampak kenaikan biaya transportasi dan sembako,” kata pria yang akrab disapa Bang Bobi ini.
Selain itu, Hermanto mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini juga akan menambah beban APBD kota Depok berdasarkan surat edaran Mendagri.
Kegiatan ini juga dihadiri Aleg PKS DPRD provinsi Jawa Barat, Hj. Iin Nur Fatinah yang ikut menyuarakan penolakan kebijakan pemerintah.
Sebagai Aleg wanita, Iin menyampaikan bahwa begitu banyak para ibu yang terbebani dengan kebijakan ini.
“Banyak emak-emak yang menyampaikan ke saya, bahwa mereka harus bekerja menjadi penggerak ekonomi keluarga, karena penghasilan suaminya semakin tidak mencukupi saat ini. Apalagi sekarang subsidi BBM dicabut,” ucap
Terpantau Aksi Flasmob di jalan raya Margonda dan Jalan Merdeka membuat pengendara yang lewat berteriak hingga membunyikan klakson sebagai bentuk dukungannya akan penolakan harga BBM.
